A.
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
1.
Definisi
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan
bagi bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Banyak hal yang
menyebabkan ibu tidak mau menyusui diantaranya kurang memahami keutamaan ASI dibanding
makanan pengganti ASI yang sering dikenal dengan PASI (pengganti Air Susu Ibu).
(Baskoro, 2008:1)
Air susu ibu (ASI) Eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja tanpa ada
tambahan cairan atau makanan lain. Agar pemberian ASI Eksklusif berhasil,
selain tidak memberikan susu formula, perlu pula diperhatikan cara menyusui
yang baik dan benar yaitu tidak dijadwalkan, ASI diberikan sesering mungkin termasuk
menyusui pada malam hari.(Depkes RI,2003: 34).
Air susu ibu (ASI) Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,
madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi dan tim. (Utami Roesli, 2000 : 3).
2.
Manfaat ASI Eksklusif
a.
Bagi bayi
Menurut Utami Roesli (2001 : 29-33)
1)
ASI sebagai nutrisi
dan mengandung vitamin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan bayi.
2)
ASI mengandung zat
kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai macam penyakit infeksi.
3)
ASI mengandung
zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan bayi.
4)
ASI tidak mudah
tercemar (ASI steril).
5)
ASI mengandung
berbagai antibody terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan
parasit yang menyerang manusia.
b.
Bagi Ibu
Menurut Utami roesli (2000 : 13-15)
1)
Mengurangi
pendarahan setelah melahirkan.
2)
Membantu
mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula.
3)
Mengurangi
kemungkinan menderita kanker.
4)
Lebih ekonomis, tidak
merepotkan dan hemat waktu
5)
Memberi kepuasan
bagi ibu dan dapat berfungsi sebagai kontrasepsi alamiah.
c.
Bagi negara
Menurut Berhman.
(2003 : 10)
1)
Menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi dan balita.
2)
Mengurangi subsidi
untuk rumah sakit.
3)
Peningkatan devisa
untuk pembelian susu formula.
4)
Meningkatkan
generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara.
3.
Komposisi ASI
Komposisi ASI sedemikian
khususnya, sehingga komposisi ASI dari satu ibu ke ibu lainnya berbeda. Jadi
komposisi ASI ternyata tidak tetap dan tidak sama dari waktu ke waktu dan
disesuaikan dengan kebutuhan bayinya. jenis-jenis ASI sesuai perkembangan bayi
:
Menurut Roesli (2001:25-26)
perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari :
a.
Colostrums
(susu jolong)
1)
Merupakan cairan
yang pertama keluar dari kelenjar payudara dan keluar pada hari pertama sampai
hari ke_4-7.
2)
Komposisinya selalu
berubah dari hari ke hari,
3)
Merupakan cairan
kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding susu mature.
4)
Merupakan pencahar
yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru
lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan bayi yang
akan datang.
5)
Lebih banyak
mengandung protein, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya rendah disbanding
ASI mature.
6)
Mengandung zat anti
infeksi 10-17 lebih banyak dari ASI mature.
7)
Total energi lebih
rendah bila disbanding ASI mature.
8)
Volume berkisar
150-300ml/24 jam.
b.
ASI
transisi/peralihan
1)
ASI yang diproduksi
pada hari ke 4 sampai hari ke 7 sampai hari ke 10 sampai 14.
2)
Kadar protein
berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat.
3)
Volume meningkat.
c.
ASI mature
1)
Merupakan ASI yang
diproduksi sejak hari ke 14 dan seterusnya.
2)
Komposisi relative
konstan
3)
Pada ibu yang sehat
damn memiliki jumlah ASI yang cukup. ASI ini merupakan makanan yang paling baik
bagi bayi sampai umur 6 bulan. (Roesli,2001:25-26)
4.
Manajemen laktasi
Manajemen laktasi adalah
upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam
pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan
dan pada masa menyusui selanjutnya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a.
Pada Masa
Kehamilan (Antenatal)
1)
Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan
keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya
pemberian susu botol.
2)
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan
putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau
kenaikan berat badan ibu hamil.
3)
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar
ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
4)
Memperhatikan
gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3
kali dari makanan pada saat belum hamil.
5)
Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal
ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil
untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya. (Perinesia, 2003).
b.
Pada masa segera
setelah persalinan (prenatal)
1)
Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan
ditunjukkan cara menyusui yang baik dan
benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.
2)
Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu
selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
3)
Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi
(200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.
c.
Pada masa menyusui
selanjutnya (post-natal)
1)
Menyusui dilanjutkan secara eksklusif selama 6 bulan
pertama usia bayi, Yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman
lainnya.
2)
Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½
kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
3)
Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan
pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
4)
Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting
untuk menunjang keberhasilan menyusui.
5)
Rujuk ke Posyandu
atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara bengkak disertai
demam.(Huliana, Meliana, 2003).
5.
Cara menyusui ASI Eksklusif bagi ibu yang bekerja dan
cara penyimpanannya
Menurut Berhman. (2003 : 5) ada beberapa cara yang
dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja. yaitu :
a. Susuilah bayi sebelum bekerja.
b. ASI dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum
berangkat kerja.
c. Pengosongan payudara ditempat kerja setiap 3-4 jam.
d. ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan
pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir.
e. Pada saat ibu dirumah,sesering mungkin bayinya disusui
dang anti jadwal menyusui sehingga banyak menyusui dimalam hari.
f. Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui
sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan kembali kerja.
g. Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama
bekerja dan selama menyusui bayinya.
Penyimpanan ASI
a.
Simpan ASI dalam
wadah plastik khusus atau jika tidak plastik gula ukuran ½ kg, satu bungkus
untuk ukuran sekali minum agar ASI tidak terbuang jika tidak habis.
b.
Beri kode tanggal
dan jam pemerahan sebelum disimpan di freezer.
c.
Menyimpan ASI 6-8
jam ditemperatur ruangan dengan 19oC-25oC bila masih kolostrum (susu awal 1-7 Hari) bias sampai
12 jam.
d.
Menyimpan ASI 1 hari
di lemari Es dengan suhu 4ºC.
e.
Menyimpan ASI 2
minggu sampai 4 bulan di freezer dalam lemari es dengan suhu 4ºC.
f.
Menyimpan ASI
bertahun-tahun “deep freezer”dengan
suhu 18ºC.
g.
ASI yang beku perlu
dicairkan dahulu dalam lemari es 4ºC. ASI tidak boleh dipanaskan/dimasak, hanya
dihangatkan dengan merendam cangkir dalam air hangat.
Sebaiknya bayi disusui secara
nir-jadwal (on demand), karena bayi
akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena selain kencing, sakit atau sekedar ingin didekap atau ibu
sudah merasa perlu menyusui bayinya. bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam
lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusui
dengan jadwal yang tidak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu
kemudian.
Untuk menjaga
keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus
dengan kedua payudara. Pesankan pada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara
terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui
dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. (Baskoro, 2008 : 85-91)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar