Jangan Takut Minum Susu Formula! Enterobacter Sakazakii Tidak Berbahaya! Perangi Gizi Buruk!

Salam Hormat,
Belakangan ini masyarakat dikuatirkan oleh isu susu formula yang mengandung Enterobacter Sakazakii. Walaupun pemerintah sudah berusaha menjelaskan duduk persoalannya, namun sebagian besar ibu-ibu masih ketakutan mengkonsumsikan susu formula pada anaknya. Ibu Siti Padilah Supari selaku ketua Pembina DKR Indonesia menegaskan bahwa isu ini berbahaya bagi keselamatan generasi muda Indonesia ke depan, karena bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka gizi kurang bahkan gizi buruk di Indonesia. Mantan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), DR. Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akip menjelaskan bahwa sejak tahun 1961 sampai saat ini hanya 40 kasus Enterobacter Sakazakii ditemukan pada manusia diseluruh dunia. Oleh karena itu masyarakat tidak perlu panik dan takut terhadap Enterobacter Sakazakii dan diharap segera kembali mengkonsumsikan susu formula pada balita agar dapat tetap memberikan asupan gizi yang maksimal. Jangan berhenti mengkonsumsi susu formula pada balita. Enterobacter Sakazakii pada susu formula tidak berbahaya bagi manusia dibandingkan Enterobacter Coli, Salmonela atau Rotavirus.
Jangan sampai ketakutan masyarakat akibat isu Enterobacter Sakazakii pada susu formula menyebabkan kenaikan angka gizi buruk dan gizi kurang pada masyarakat. Pembodohan yang sudah berlangsung harus dihentikan. Pemerintah dan DKR harus segera memastikan perbaikan gizi balita saat ini. Selain mengancam gizi masyarakat, isu  Enterobacter Sakazakii bermuatan persaingan dagang antara perusahaan susu asing. Enterobacter Sakazakii telah masuk dalam codex alimentarius (petunjuk standar makanan sehat yang boleh dikonsumsi) yang mensyaratkan semua makanan yang beredar tidak boleh mengandung Enterobacter Sakazakii.
Sehingga semua susu formula yang beredar dimasyarakat harus berlebel aman dari Enterobacter Sakazakii. Standarisasi ini juga yang akan menaikkan harga susu formula, sehingga tidak terjangkau oleh rakyat miskin dan tidak mampu. Sudah bisa dibayangkan jutaan anak yang akan kekurangan gizi yang bukan hanya akan mempengaruhi kekuatan fisik tetapi kemampuan intelektual anak-anak kita. Ahli-ahli Indonesia sudah menegaskan bahwa sejak tahun 1961 sampai saat ini hanya 40 kasus Enterobacter Sakazakii ditemukan pada manusia diseluruh dunia. Bakteri ini hanya berbahaya pada bayi yang lahir prematur, atau yang bermasalah pada sistim ketahanan tubuhnya. Pada balita yang normal dan sehat bakteri ini tidak berbahaya.
Lagi pula  para ahli sudah memastikan bahwa Enterobacter Sakazakii bisa ada dimana-mana, bukan hanya pada susu formula. Bakteri ini bisa ada ditangan, sendok, gelas diputing susu ibu yang tidak bersih. Namun Bakteri ini akan mati pada suhu 70 derajat celcius. Oleh karena itu yang terpenting adalah menjaga kebersihan pribadi. Jangan sampai berhenti mengkonsumsikan susu pada balita karena akan mengganggu pertumbuhan tubuh.
Upaya yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :

  1. Berikanlah air susu ibu (ASI) pada bayi sampai 6 bulan.
  2. Agar mendapatkan ASI yang berkualitas, maka gizi ibu juga harus baik
  3. Setelah diatas 6 bulan berikanlah makanan tambahan berupa berapa bubur atau susu pada bayi.
  4. Semua   susu formula aman dikonsumsi apabila belum kadaluarsa dan diolah dengan benar.
  5. Cairkan dengan air masak mendidih.
  6. Gunakan peralatan yang bersih dan steril dengan cara direbus atau diseduh dengan air mendidih.  
  7. Ibu yang menyiapkan juga harus cuci tangan pakai sabun dulu. 
  8. Susu harus segera diminum setelah tidak terlalu panas.
  9.  Apabila lewat 2 jam belum habis sebaiknya dibuang saja.
  10. Susu kaleng yang dibuka dalam 1 minggu harus sudah habis dan jangan disimpan terlalu lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar