Demam Berdarah Dengue (DBD)


1.2 Definisi Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabkan kematian pada banyak orang penyakit ini di sebabkan oleh virus dengue dan di tularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini tersebar luas di rumah-rumah, sekolah dan tempat-tempat umum lainnya seperti tempat ibadah, restoran, kantor, balai desa dan lain-lain sehingga setiap keluarga dan masyarakat mengandung risiko untuk ketularan penyakit DBD. Obat untuk penyakit DBD belum ada, dan vaksin untuk pencegahannya juga belum ada, sehingga satu-satunya cara untuk memberantas penyakit ini adalah dengan memberantas nyamuk aedes aegypti. (Depkes RI, 1996)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan : Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan, termasuk uji Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/µl), hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan atau tanpa perbesaran hati. (Depkes RI, 2005)
Graham ialah sarjana pertama yang pada tahun 1903 dapat membuktikan secara positif peran nyamuk aedes aegypti dalam transmisi dengue di Indonesia. Vektor DBD telah di selidiki, dan aedes aegypti di daerah perkotaan di perkirakan sebagai vektor penting. Survey jentik yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Ditjen PPM dan PLP) di 27 propinsi dalam kurun waktu lima tahun (1992-1996) memperlihatkan rata-rata indeks premi 20%, suatu angka yang di anggap 5% lebih tinggi terhadap ambang risiko transmisi demam dengue.(Sumarmo, 2002)
Menurut John Gordhon timbulnya suatu penyakit dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara tiga komponen (segitiga epidemiologi), yaitu :
Agent, penyebab/bibit penyakit yang terdiri dari biotis: rotozoa, metazoa, bakteri, Virus dan jamur, dan abiotis: nutrient agent, chemical agent, physical agent, mechanical agent, psychis agent, phsyologis agent serta genetic agent.
Host (penjamu), hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia: umur, jenis kelamin, ras, hubungan keluarga, bentuk anatomis tubuh, status kesehatan, termasuk status gizi, keadaan imunitas dan respon imunitas, kebiasaan hidup dan kehidupan sosial, pekerjaan dan lain-lain.
Environment (lingkungan), Lingkungan biologis (fauna dan flora di sekitar manusia) yaitu mikroorganisme penyebab penyakit, reservoir penyakit infeksi (binatang tumbuhan), vektor pembawa penyakit, tumbuhan dan binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan lainnya. Lingkungan fisik yaitu udara, keadaan tanah, geografi, air, zat kimia, polusi. Lingkungan social yaitu sistem ekonomi yang berlaku, bentuk organisasi masyarakat, system pelayanan kesehatan setempat, keadaan kepadatan penduduk dan kepadatan rumah, kebiasaan hidup masyarakat, dan lainnya. (Umar, 2011)
Virus dengue di tularkan dari satu orang ke orang lain oleh nyamuk aedes aegypti dari subgenus stegomyia aedes aegypti merupakan vector endemic yang paling penting, aedes aegypti mempunyai wilayah penyebarannya sendiri. (WHO 2005)

2.2       Nyamuk Penular Penyakit DBD
Berikut ini uraian tentang morfologi dan lingkungan hidup, tempat perkembangbiakan, perilaku, penyebaran, variasi musiman, ukuran kepadatan dan cara melakukan survey jentik.
A.    Morfologi dan Lingkungan Hidup
1. Morfologi
          Aedes aegypti mempunyai morfologi sebagai berikut:
a.       Nyamuk dewasa
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki.
b.      Kepompong
Kepompong (pupa) berbentuk seperti koma. Bentuknya lebih besar namun lebih ramping dibanding larva (jentik) nya. Pupa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.
c.       Jentik (larva)
Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva tersebut, yaitu:
1) Instar I        : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
2) Instar II       : 2,5-3,8 mm
3) Instar III     : lebih besar sedikit dari larva instar II
4) Instar IV     : berukuran paling besar 5 mm

d.      Telur
Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,80 mm, berbentuk oval yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih, atau menempel pada dinding tempat penampung air.

2.      Lingkaran hidup
Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk Anophelini lainnya mengalami metamorfosis sempurna, yaitu: telur - jentik - kepompong - nyamuk. Stadium telur, jentik dan kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam air. Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong berlangsung antara 2–4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan.

B.  Tempat Perkembangbiakan
Tempat perkembang-biakan utama ialah tempat-tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembang biak di genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah. Jenis tempat perkembang-biakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi/wc, dan ember.
2. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain).
3. Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu.

C. Perilaku Nyamuk Dewasa
Setelah lahir (keluar dari kepompong), nyamuk isturahat dikulit kepompong untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah itu sayap merenggang menjadi kuku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari mangsa/darah. Nyamuk aedes aegypti jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia daripada binatang (bersifat antropofilik). Darah (proteinnya) diperlukan untuk mematangkan telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk jantan dapat menetas. Waktu yang diperlukan untuk menyelesainkan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antar 3-4 hari. Jangka waktu tersebut disebut satu siklus gonotropik. Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan puncak aktivitasnya antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Berbeda dengan nyamuk yang lainnya, Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus gonotropik untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Nyamuk Aedes hinggap (beristirahat) di dalam rumah, terutama di kamar tidur atau kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya, biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab, serta tersembunyi seperti di bawah furnitur, benda yang tergantung seperti baju dan korden, serta di dinding. Di tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila di tempat tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.

D.    Ukuran Kepadatan populasi Nyamuk Penular
Untuk mengetahui kepadatan populasi nyamuk Aedes aegypti di suatu lokasi dapat dilakukan beberapa survei di rumah yang dipilih secara acak.
1.      Survei nyamuk
 Survei nyamuk dilakukan dengan cara penangkapan nyamuk umpan orang di dalam dan di luar rumah, masing-masing selama 20 menit per rumah dan penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah yang sama. Penangkapan nyamuk biasanya dilakukan dengan menggunakan aspirator.
2. Survei jentik (pemeriksaan jentik)
Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembang-biakan nyamuk Aedes aegypti diperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui ada tidaknya jentik.
b. Untuk memeriksa tempat penampungan air yang berukuran besar, seperti: bak mandi, tempayan, drum dan bak penampungan air lainnya. Jika pada pandangan (penglihatan) pertama tidak menemukan jentik, tunggu kira-kira ½ -1 menit untuk memastikan bahwa benar jentik tidak ada.
c. Untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan yang kecil, seperti: vas bunga/pot tanaman air/botol yang airnya keruh, seringkali airnya perlu dipindahkan ke tempat lain.
d. Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap, atau airnya keruh, biasanya digunakan senter.
Metode survei jentik:
a.       Single larva
Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap tempat genangan air yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut.
b. Visual
Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik di setiap tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya.
Biasanya dalam program DBD mengunakan cara visual.
3. Survei perangkap telur (ovitrap)
Survei ini dilakukan dengan cara memasang ovitrap yaitu berupa bejana, misalnya potongan bambu, kaleng (seperti bekas kaleng susu atau gelas plastik) yang dinding sebelah dalamnya dicat hitam, kemudian diberi air secukupnya. Ke dalam bejana tersebut dimasukkan padel berupa potongan bilah bambu atau kain yang tenunannya kasar dan berwarna gelap sebagai tempat meletakkan telur bagi nyamuk.
Ovitrap diletakkan di dalam dan di luar rumah di tempat yang gelap dan lembab. Setelah 1 minggu dilakukan pemeriksaan ada atau tidaknya telur nyamuk di padel. (Depkes RI, 2005)

2.3       Penularan Virus Dengue
                        A. Mekanisme Penularan
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan demam berdarah dengue (DBD). Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk, selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira satu minggu setelah mengisap darah penderita, nyamuk tersebut siap menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk aedes aegypti yang telah mengisap virus dengue menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelum mengisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (proboscis), agar darah yang di isap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain.
B. Tempat Potensial bagi Penularan DBD
        Penularan DBD dapat terjadi disemua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Berdasarkan teori infeksi sekunder, seseorang dapat terserang jika mendapat infeksi ulangan dengan virus dengue tipe yang berlainan dengan infeksi sebelumnya, misalnya infeksi pertama dengan virus dengue-1, infeksi kedua dengan dengue-2. Infeksi dengan satu tipe virus dengue saja, paling berat hanya akan menimbulkan demam dengue (DD). Oleh karena itu tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD adalah
1.      Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis)
2.      Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengan cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain :
a.       Sekolah
1.  Anak/murid sekolah berasal dari berbagai wilayah
2. Merupakan kelompok umur yang paling susceptible terserang DBD
b.  Rumah sakit/puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
        Orang datang dari berbagai wilayah dan kemungkinan di antaranya adalah penderita DBD, DD atau carier virus denue.
c. Temapat umum lainnya, seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran dan tempat ibadah.
3.      Pemukiman baru dipinggir kota
Karena dilokasi ini penduduknya berasal dari berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi asal. (Depkes RI, 2005)

Kepadatan nyamuk Aedes Aegypti ini akan meningkat pada musim hujan, dimana terdapat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti. (Suroso dan Umar, 2002)
Ada dua faktor yang menyebabkan penyebaran penularan penyakit DBD adalah :
1.      Faktor Internal
Faktor internal meliputi ketahanan tubuh atau stamina seseorang. Jika kondisi badan tetap bugar kemungkinannya kecil untuk terkena penyakit DBD. Hal tersebut dikarenakan tubuh memiliki daya tahan cukup kuat dari infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, parasit, atau virus seperti penyakit DBD. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada musim hujan dan pancaroba. Pada musim itu terjadi perubahan cuaca yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan virus dengue penyebab DBD. Hal ini menjadi kesempatan jentik nyamuk berkembangbiak menjadi lebih banyak.
2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar tubuh manusia. Faktor ini tidak mudah dikontrol karena berhubungan dengan pengetahuan, lingkungan dan perilaku manusia baik di tempat tinggal, lingkungan sekolah, atau tempat bekerja. Faktor yang memudahkan seseorang menderita DBD dapat dilihat dari kondisi berbagai tempat berkembangbiaknya nyamuk seperti di tempat penampungan air, karena kondisi ini memberikan kesempatan pada nyamuk untuk hidup dan berkembangbiak. Hal ini dikarenakan tempat penampungan air masyarakat indonesia umumnya lembab, kurang sinar matahai dan sanitasi atau kebersihannya.

2.4       Tanda dan Gejala Penyakit
1. Demam
            Penyakit ini di dahului demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke tiga yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke enam atau ke tujuh panas mendadak turun.
2.      Tanda-tanda pendarahan
Pendarahan ini terjadi disemua organ. Bentuk pendarahan dapat hanya berupa uju trombosit positif atau dalam bentuk satu atau lebih manifestasi pendarahan.
3.      Pembesaran Hati
Sifat pembesaran hati
1.    Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit
2.    Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
3.    Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
4.      Renjatan
Tanda-tanda renjatan
1.      Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangna dan kaki
2.      Penderita menjadi gelisa
3.      Sianosis disekitar mulut
4.      Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
5.      Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
5.    Trombositopeni
1. Jumlah trombosit ≤100.000/µl biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit.
2. pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau menurun.
3. pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulang tiap hari sampai suhu turun.
 Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnose klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :
1. Diagnosa Klinis
a. Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 – 40 º C).
b. Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif, Petekie (bintik merah pada kulit), Purpura (pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis, Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata), Epistaksis (pendarahan hidung), Perdarahan gusi, Hematemesis (muntah darah), Melena (BAB darah) dan Hematuri (adanya darah dalam urin).
c. Perdarahan pada hidung dan gusi.
d. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
e. Pembesaran hati (hepatomegali).
f. Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
g. Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya selera makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala.
2. Diagnosa Laboratoris
a. Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000 /mmHg.
b. Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih
(Depkes RI, 2005).

2.5          Pencegahan dan Pemberantasan DBD
1.      Pencegahan DBD
      Cara pencegahan demam berdarah dengue (DBD) menurut Depkes RI 1996:
1.    Untuk mencegah DBD, nyamuk penularannya (aedes aegypti) harus di berantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada.
2.    Cara tepat untuk memberantas nyamuk aedes aegypti adalah memberantas jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini di kenal dengan pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD)
3.    Oleh karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.
               Untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) setiap keluarga di anjurkan untuk melaksanakan PSN-DBD di rumah-rumah dan halaman masing-masing denagn melibatkan ayah, ibu, anka-anak dan penghuni.
1.      Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.
2.      Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
3.      Mengganti air vas bunga/tanaman air seminggu sekali.
4.      Mengganti air tempat minum burung.
5.      Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air.
6.      Menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air yang sulit di kuras atau di daerah yang air bersih sulit di dapat sehingga perlu penampungan air hujan.
7.      Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air. (Depkes RI, 1996).
2.      Pemberantasan DBD
            Hingga saat ini pemberantasan nyamuk Aedes aegypti merupakan cara utama yang dilakukan untuk memberantas DBD, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Cara pemberantasan yang dilakukan adalah terhadap nyamuk dewasa atau jentiknya.
a.       Pemberantasan nyamuk dewasa
Pemberantasan terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan cara penyemprotan (pengasapan/pengabutan=fogging) dengan insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk sering hinggap pada benda-benda bergantungan, maka penyemprotan tidak dilakukan di dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk penular malaria. Alat yang digunakan untuk menyemprot adalah mesin Fog atau mesin ULV dan penyemprotan dengan cara pengasapan tidak mempunyai efek residu.
b.      Pemberantasan Jentik
Pemberantasan terhadap jentik Aedes aegypti yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan cara:
a.               Fisik
             Dikenal dengan kegiatan ’3 M’, yaitu menguras (dan menyikat) bak mandi, bak WC dan lain-lain; menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dan lai-lain); serta mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas (kaleng, ban, dan lain-lain). Pengurasan tenpat-tempat penampungan air (TPA) perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak di tempat itu. Pada saat ini dikenal pula ’3 M Plus’, yaitu kegiatan ’3 M’ yang diperluas. Bila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes aegypty dapat ditekan serendah-rendahnya.  Sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.
b.              Kimia
             Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakan insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah temephos. Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram (± 1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan.
c.               Biologi
             Misalnya memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo, dan lain-lain). Dapat juga digunakan Bacillus thuringlensis var, Israeliensi (Bti). (Depkes RI, 2005)



2 komentar:

  1. Ada Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Panggilan Cure Total +2349010754824, atau email dia drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: +2349010754824 dan kirimkan email ke drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Pengangkatan dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena sakit dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirim saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang bagaimana meminumnya. Untuk kejutan terbesar saya minum obat herbal dalam waktu tiga minggu saya mendapat perubahan dan saya sembuh total . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.

    BalasHapus
  2. For years, I have read and seen the advertisements in the mass media about all of the penis enhancement pills and thought that they were all scams or gimmicks. All of the medical sites that I have visited stated that none of the herbal supplements would ever help increase the size of a penis. I got very depressed when I read this, because unfortunately I was not naturally blessed with a penis that was big enough to arouse my sexual partner or past partners. I am a man that is past my sexual primetime and my sexual performance has a lot to be desired. I decided to try Doctoc Akhigbe herbal medicine after all the reading and researching that I have done.I saw a testimony " Joe" about doctror Akhigbe Herbal Medicine Since there is a Money Back Guarantee, I give him a trial what did I have to lose? I couldn't believe the results I was seeing after drinking the Natural  Herbal Medicine  and Herbal Soap to be rubign my penis! he sent to me through DHL courier delivery service . Within about 2 weeks I had a noticeable increase in the girth of my penis. Then after a coupleof aditional week it started to grow in length and I was amazed and very excited.before I finish the drink and the soap my penis had grown an additional two inches. I've had a considerable improvement with my sex life and these pills are certainly worth every penny I spent on them! I want to thank Dr Akhigbe for the time and effort they have spent on helping people in my situation.I know many are out there who are suffering this problem and they need help, email him.    drrealakhigbe@gmail.com.    He also cure other diseases like: Painful or Irregular Menstruation. HIV/Aids. Breast Enlargement. Diabetics. Vaginal Infections. Vaginal Discharge. Itching Of the Private Part. Breast Infection. Discharge from Breast. Breast Pain & Itching. Lower Abdominal Pain. No Periods or Periods Suddenly Stop. Women Sexual Problems. High Blood Pressure Chronic Disease. Pain during Sex inside the Pelvis. Pain during Urination. Pelvic Inflammatory Disease, (PID). Dripping Of Sperm from the Vagina As Well As for Low sperm count. Parkinson disease. Lupus.  Cancer.  Tuberculosis.  Zero sperm count.  Asthma.  Quick Ejaculation. Gallstone,  Premature Ejaculation. Herpes. Joint Pain. Stroke. Weak Erection.  Erysipelas, Thyroid, Discharge from Penis. HPV.  Hepatitis A and B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Syphilis. Heart Disease.  Pile-Hemorrhoid.rheumatism, thyroid, Autism, Penis enlargement,  Waist & Back Pain.  Male Infertility and Female Infertility. For your cure email him now:   drrealakhigbe@gmail.com    or Contact his numbe:  +2349010754824.

    BalasHapus